Perjalanan Nyasar dari Jak-Japan Hingga Konser K-Pop

Tags

Bagi seorang yang suka jalan-jalan, perjalanan nyasar di suatu tempat yang belum pernah dikunjungi, sebenarnya ibaratkan appetizer yang harus dicicipi sebelum menu utama. Bahkan di tempat nyasar itu hal yang didapatkan sama menariknya dengan tujuan utama atau mungkin lebih. Sama halnya dengan yang saya rasakan dalam perjalanan kali ini.

Pameran buku IIBF (Indonesia International Book Fair) menjadi tujuan perjalanan saya. Pameran ini dibuka hanya lima hari pada tanggal 4-8 September 2019, dan saat hari ahad kemarin adalah hari terakhir pameran berlangsung. Tidak mau ketinggalan diskon buku yang menggiurkan, saya memutuskan untuk datang ke lokasi pameran yang diadakan di JCC (Jakarta Convention Center).
Jak-Japan Matsuri 2019
Hal pertama yang saya lakukan ketika ingin pergi ke suatu tempat adalah mencari informasi rute perjalanan, selain biaya perjalanan tentu saja. Karena letaknya di Jakarta, tentu tidak sulit karena banyak tempat terhubung dengan moda transportasi KRL (Commuter Line) sebagai kendaraan utama yang harus digunakan. Setelah membaca beberapa informasi, saya memutuskan untuk naik MRT dari St. Sudirman. Untungnya saya sudah pernah naik MRT dari stasiun ini, sehingga perjalanan menggunakan MRT kali ini cukup mudah dilakukan.

Ternyata oh ternyata, petualangan yang sebenarnya baru saya rasakan setelah itu. Info sebelumnya yang saya baca, untuk mencapai JCC saya bisa naik ojek online setelah keluar dari MRT Senayan. Keluar dari stasiun saya sedikit bingung, harus jalan ke arah manakah? kanan-kiri gedung-gedung tinggi menjulang, menciutkan sedikit langkah kaki. Pada akhirnya pilihan terbaik adalah bertanya dengan orang yang paham daerah tersebut, pada saat itu saya bertanya dengan petugas keamanan sebelum keluar stasiun. Ia menjelaskan seharusnya turun di MRT Bendungan Hilir. Karena terlanjur salah turun, ia menunjukkan rute jalan kaki yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. "Lurus saja mb". Oke got it.

Berjalan sebentar, ternyata saya agak familiar dengan gedung di sebelah kiri saya, gedung Kemendikbud, tempat dimana saya mengikuti pameran 3000 doktor. Takut salah arah, saya memutuskan untuk bertanya ulang kepada orang melintas, yang terlihat membawa kipas, yang menurut saya kipas itu diperoleh/dibeli di pameran buku di JCC, dan dari sini lah perjalanan nyasar saya dimulai.

*Jak-Japan
Tahu akan banyaknya barisan anak muda yang berkumpul, di sebuah lokasi dengan latar pohon sakura buatan, yang bentuknya tak lebih indah dari bunga sakura di KRC saya mengira inilah tempat pameran buku. Mengikuti arus yang ada, saya mengantri untuk membeli tiket masuk seharga Rp 30.000. Selain tiket, petugas juga memberi kipas. Pas sekali, siang itu udara sangat panas. 

Saat pemeriksaan tiket masuk, saya bertanya letak JCC, petugas bilang tidak tahu. Ya sudahlah, nikmati saja acara ini. Hal yang menyenangkan ternyata sudah menunggu di dalam. 

Warna merah pada tulisan menunjukkan ikatan persahabatan antara Indonesia dan Jepang
Jak-Japan Matsuri 2019, dari namanya saja seharusnya saya sudah bisa menebak jika acara yang sedang berlangsung merupakan pameran serba Jepang. Gantungan kunci tokoh-tokoh anime tampak ramai didatangi pengunjung. Perempuan yanng mengenakan Yukata (Pakaian tradisional Jepang) banyak terlihat, beberapa di antaranya memilih mengabadikan tampilan mereka di banner berlatar kuil dan pohon sakura di tempat di mana Kimono itu dipinjam. Miniatur rumah tahan gempa pun tampak dipajang. Mobil dan berbagai produk elektronik banyak di jual. Yang tak kalah menarik, ada panggung yang menampilkan nyanyian yang artis nya berasal dari Negara Sakura tersebut.

Hyaaaattt...
Tak berapa lama. Penampilan beberapa kesenian Jepang di tampilkan di area yang berbeda dari panggung utama. Tampak beberapa anak muda, seumuran anak SMP menari dengan menorehkan kuas di sebuah kanvas besar, mengikuti irama dengan menuliskan beberapa huruf Kanji (Hiragana/Katakana). Lanjut kemudian ada pertunjukan samurai dari teater yang beranggotakan orang-orang Indonesia. Cukup ngeri, ketika kilau samurai saling saling beradu, meskipun tidak menimbulkan suara denting. Tidak hanya sampai di situ. Mereka juga menampilkan tarian dengan membawa tiga naga besar, saling meliuk mengitari lapangan pertunjukkan. Sebagai penutup sebuah tampilan tarian di sajikan. 

*On Off
Setelah dua jam menikmati Jak-Japan Festival, saya melanjutkan mencari lokasi JCC. Bertanya kembali ke petugas keamanan yang ada di dalam area festival, ia menunjukkan jalan "Jalan itu lurus mb". Oke.

Sebuah taman bertuliskan Go Food Festival saya lewati. Menyusuri jalan hingga saya tiba di GBK. Urung melangkahkan kaki masuk ke stadion ini, karena lokasi ini lumayan sepi untuk sekelas pameran buku internasional (Ya memang bukan JCC:D). Akhirnya saya memutuskan bertanya lagi ke petugas kebersihan yang ada di depan GBK, dan mereka menjawab tidak tahu letak JCC. 
Ada yang tahu harga tiketnya?
Kaki sudah terasa capek. Peluh sudah sejak tadi mengalir. Saya kemudian kembali masuk Festival Jak-Japan, untuk sekedar lewat menuju jalan keluar. Jalan dan jalan lagi, akhirnya saya menemukan petunjuk arah JCC. Yeeey..Alhamdulillah

Keramaian sedang berlangsung di gedung itu. Tanpa pikir panjang saya ikut antri masuk, kali ini tidak berbayar. Tampak petugas keamanan memeriksa tas yang saya gunakan, beberapa polisi juga terlihat berseliweran.
Saya nyasar lagi.

On Off Festival Video, nama acara ini. Ternyata oh ternyata ini acara konser K-Pop.. (Ketawa sendirian ketika mengetahui salah alamat). Beberapa stand tampak menjual tiket konser. Beberapa orang juga menjual di luar gedung (semacam calo, dengan harga yang biasanya dua kali lebih mahal). Banner idol korea berukuran besar terpasang di sekitaran stasion tempat konser berlangsung, salah satunya boyband WINNER dan KARD (Ko tahu? karena ada tulisannya :XD). Area foodcourt pun tak kalah ramai. Aneka jajanan di jual dengan latar lagu-lagu Korea. 

Di lokasi nyasar ke dua ini saya tidak bertahan lama. Mungkin hanya setengah jam untuk mengitari lokasi :D.

*JCC
Tempat tujuan utama yang sudah diniatkan dari awal perjalanan.

Belum juga tampak hidung sang gedung JCC, saya mencoba usaha terakhir yang bisa saya lakukan, yaitu bertanya ke pejalan kaki yang berpapasan tentang lokasi gedung. Ternyata tinggal selemparan mata, jarak sudah sangat dekat. Finally.

Setelah melihat gedung tersebut, saya bergumam "Oalah, itukan gedung yang sudah pernah saya datangi waktu IBF-Islamic Book Fair". Hmmm...Selama ini..
Hati-hati uang ludes di zona ini :D
JCC menjadi tempat diselenggarakannya IIBF dan IBF yang biasanya berlangsung pada waktu yang berbeda. Hari terakhir pameran buku ini-IIBF, pengunjung terlihat masih sangat antusias memborong buku-buku favorite mereka. Bahkan ketika saya mampir di stand Republika, seorang ibu tampak memborong sepuluh eksemplar (mungkin lebih) buku karangan penulis kondang, Tere Liye yang saat itu mendapatkan potongan 20%, lumayan bukan.
Kecil-Kecil Punya Karya
Di bagian dalam gedung, sedang berlangsung talkshow yang menghadirkan penulis cilik Nayfa yang mengambil tema Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). Kursi di depan talkshow tampak ramai dengan rombongan keluarga dan peminat buku lainnya.

Tak jauh dari panggung, terdapat "Zona Kalap Sale Up To 90%". Di zona ini, jumlah buku yang di beli tak kalah banyaknya. Keranjang-keranjang para pengunjung terlihat penuh dengan buku-buku pilihan mereka. Sementara saya, tak perlu pakai keranjang, tanggan masih cukup membawa buku yang jumlahnya hanya beberapa saja.

Kesimpulan perjalanan kali ini :D. "Terkadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan, tapi sungguh ada banyak pelajaran baru yang akan kita dapatkan jika kita mau bersyukur menikmati prosesnya"

Kamu punya pengalaman nyasar yang menyenangkan? Yuuk share ceritamu di kolom komentar

Terima kasih atas komentar dan masukkannya :)
EmoticonEmoticon