Udara terasa dingin menusuk. Malam itu hujan turun dengan deras, kami meringkuk di tenda masing-masing. Tak tertinggal kaos kaki double, jaket tebal dan selimut kami pakai namun tetap saja tak mampu mengusir rasa dingin yang semakin menggila. Seumur-umur itulah pengalaman pertama saya merasakan udara yang sangat dingin di kota Malang Jawa Timur beberapa tahun lalu. Malang? iya memang, bukan tempat lain di luar negeri sana yang suhunya minus sekian derajad saat musim dingin. :D. Pengalaman yang sudah lama berlalu namun sampai saat ini masih jelas terbayang bagaimana kondisi pada saat itu.
Puncak-Bogor, Bandung, Malang, Pacet-Mojokerto, Tenger merupakan contoh beberapa kota yang ada di Indonesia yang memiliki suhu dingin, menurut saya. Kota-kota dengan suhu dingin ini sering menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berlibur melepaskan penat dari pekerjaan yang menumpuk, tempat untuk healing, atau bahkan tempat untuk merasakan udara segar alami yang jarang sekali dirasakan jika di kota-kota karena pengaruh polusi yang sudah merajalela.
Di Indonesia, tepatnya di Kawasan Taman Nasional Bromo-Tenger-Semeru (TNBTS) pada tahun 2019, terjadi fenomena embun beku atau lebih dikenal dengan sebutan embun upas oleh masyarakat setempat. Embun upas terjadi akibat suhu yang turun sangat ekstrem hingga mencapai 0°C. Mungkin seperti musim winter jika di luar negeri. Fenomena ini mengakibatkan embun membeku seperti es. Menarik bukan. Menurut info, pengunjung yang datang ke kota ini diharapkan mengenakan syal dan pakaian hangat lainnya agar tidak kedinginan.
![]() |
Suhu dingin di Yakutsk-Rusia |
Di dunia ini terdapat beberapa kota dan negara yang memiliki suhu yang sangat ekstrim dingin, antara lain negara Siberia dengan suhu -67°C pada tahun 1933, kota Yakutsk-Rusia dengan suhu -50°C, Finlandia -45°C kota Iqaluid-Canada dengan suhu -27.5°C, kota Churchiil-Kanada -26°C. Brrrrr.. Alangkah dinginnya Gusti. Untuk saya sendiri, mungkin butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa beradaptasi dengan suhu seekstrim ini.
Dan di sini saya baru tahu alasannya kenapa orang luar negeri suka sekali berjemur dan mengenakan pakaian yang super tipis ketika musim panas, selain karena tanning warna kulit (proses membuat warna kulit menjadi cokelat) tentunya untuk menghangatkan tubuh.
Menurut sebuah artikel (saya lupa alamat webnya), orang-orang yang tinggal di negara sub tropis sulit sekali tersenyum dengan orang lain, tidak seperti di Indonesia, dengan siapa pun itu kita pasti akan menyapa dan tersenyum. Ternyata alasannya adalah udara yang dingin dapat membuat kulit kering, dan bahkan bisa menimbulkan pecah-pecah yang mengeluarkan darah (biasanya pada bagian bibir). Sehingga untuk menghindari hal tersebut, mereka lebih memilih untuk tak acuh. Memang belum ada penelitian secara ilmiah mengenai kejadian ini.
Musim dingin biasanya memiliki waktu gelap (malam) lebih panjang daripada waktu siang. Misalnya saja di negara Norwegia, matahari terbenam pada pukul 15.17 dan matahari terbit pada pukul 8.58 (18 jam malam). Jika ramadhan, mungkin melaksanakan puasa pada musim dingin sangat menguntungkan bagi umat muslim, karena hanya berpuasa selama kurang lebih 6 jam.
![]() |
Brrrrrr... dinginnya , sampai bulu mata pun membeku |
Sistem kekebalan tubuh setiap orang terhadap udara dingin tentu berbeda. Beberapa bahkan alergi dengan udara dingin, ruam kemerahan, gatal-gatal menjadi indikasi alergi ini. Suhu yang terlalu dingin dapat membahayakan tubuh. Salah satunya adalah hipotermia di mana kondisi tubuh menurun drastis di bawah 35°C. Suhu tubuh yang turun dapat menyebabkan terganggunya sistem saraf dan organ tubuh lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan sistem pernapasan, gagal jantung hingga menyebabkan kematian.
Sampai saat ini pun saya belum terbiasa dengan udara dingin ala Indonesia yang biasanya hanya turun beberapa derajad saja dari suhu normal yang ada. Kalau kamu, seberapa kuatkah kamu dengan suhu dingin ?
Terima kasih atas komentar dan masukkannya :)
EmoticonEmoticon