Sinar matahari menyeruak, melewati barisan dedaunan pohon mangrove yang tengah asyik tumbuh. Nyayian burung pagi dan riak air setengah asin itu terdengar menemani pagi pukul tujuh kurang satu menit, waktu di mana saya sampai di lokasi wisata mangrove andalan kota Gresik.
Ini kali kesekian saya berkunjung ke Banyuurip Mangrove Center (BMC), lokasi yang membutuhkan waktu sekitar satu jam dari pusat kota Gresik yang saya tempuh dengan roda dua yang tentu saja dengan kecepatan tempuh semampunya.:D
![]() |
Rombongan melaut :D |
Sepi, tidak ada pengunjung, hanya beberapa warga lokal yang sibuk ke galangan kapal yang sementara parkir untuk kemudian digunakan untuk berlayar mencari ikan atau sekedar memperbaiki satu dua bagian kapal yang rusak.
Ternyata sejak minggu kemarin, kawasan wisata di BMC ini sedang ditutup karena lonjakan Covid-19 yang semakin menjadi akhir-akhir ini. Lalu mengapa saya pergi ke lokasi tersebut? Alasannya simpel, karena ada sampel kerang hijau yang harus kami ambil (baca ceritanya di sini). Waktu yang tepat sebenarnya, karena saya bisa mengeksplor lokasi wisata ini dengan sesuka hati sambil menunggu anggota lain yang sedang dalam perjalanan.
![]() |
Parkir sementara sebelum digunakan |
Barisan pepohonan dengan daun meruncing seperti Pohon Pinus menyambut siapa pun yang datang di kawasan BMC. Tepat sebelah kanan terlihat replika patung sapi yang menyemarakkan suasana pagi. Tak jauh dari pintu masuk, terlihat area pembibitan pohon mangrove. Pada bagian depannya terdapat beberapa jenis mangrove yang ditanam di kawasan tersebut.
Beberapa jenis magrove yang ditanam diantaranya Rhizopora mucronata, Rhizopora stylosa, Rhizopora apiculata, Avicennia alba, Avicennia lanata, Avicennia officinalis, Avicennia marina, Sonetaria alba, Sonetaria casiolaris, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrica, Lumnitzera racemosa, Acrostichum aureum, Ceriops tagal, Aegiceras corniculatum, Excoecaria agallocha, Acanthus ilicifolius, Xylocarpus moluccensis.
![]() |
Tracking yang ada di hutan mangrove |
Di seberang lokasi pembibitan, terdapat lapak penjual aneka olahan atau oleh-oleh khas daerah Banyuurip. Namun sejauh ini, saya hanya menyaksikan lapak ini beroperasi melayani jual beli hanya saat acara World Wetland Day (WWD) yang diadakan bulan lalu, selebihnya hanya bangunan yang sepi penjual.
Namun, jika pengunjung ingin membeli oleh-oleh dan pada saat itu tidak ada penjual, maka jangan kecewa, tunggu saja sampai siang, biasanya para nelayan akan mulai pulang melaut dan menjual hasil tangkapan mereka di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang ada di BMC. Maka pengunjung bisa membeli ikan segar dan kerang hijau (jika musimnya) dengan harga yang jauh lebih murah jika dibandingkan ketika membeli di pusat Kota Gresik.
![]() |
Salah satu spot berfoto ria yang menarik |
Menuju lokasi hutan mangrove saya melewati jembatan penyebrangan kecil yang cukup cantik juga jika digunakan untuk berfoto ria. Selanjutnya tersedia tracking kayu sepanjang kurang lebih 700 meter untuk menyusuri bagian dalam hutan mangrove. Tanaman dengan berbagai ukuran ada di sini, satu dua pohon tampak dikalungi papan nama ilmiah dengan warna tulisan kuning mencolok, agar cukup mudah dibaca oleh pengunjung.
Selain hutan rindang mangrove, pengelola juga menyediakan gazebo untuk istirahat, perpustakaan, mushola dan bahkan cofffe shop ada di dalam hutan mangrove yang lumayan ramai dikunjungi oleh para pembeli pada saat WWD.
![]() |
Sebagian kecil hutan mangrove yang bisa diabadikan |
Wisata alam atau lebih dikenal dengan Ekowisata memang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta alam, terlebih wisata ini memberikan nilai edukasi bagi pengunjungnya. Alih-alih refreshing dari penatnya kota atau sekedar melepas lelah, kita bisa juga belajar tentang berbagai jenis mangrove yang ada di kawasan ini.
Selain dinikmati oleh warga, keberadaan mangrove juga menjadi daya tarik bagi para burung imigran yang mengepakkan sayapnya dari Australia untuk sekedar berkunjung mencari makan pada bulan-bulan tertentu di wilayah ini (eg. Burung Pelikan).
Tertarik untuk bermain dan belajar tentang magrove di BMC? Tunggu sampai lokasi ini dibuka kembali ya.
Oh iya, untuk tiket masuk BMC sebesar 5000 rupiah, parkir motor 5000 rupiah dan parkir mobil 10.000 rupiah.
Kayaknya bagus ya tempatnya. Boleh tuh kapan2 ajakin kesana...
ReplyDeleteYuuk mari :D
Deletesdsad
ReplyDeleteWell made but not exactly balanced right .Threw at wooden target first and all three bounced.Threw at ground and all threw stuck in by the handle.
ReplyDeleteso far safe for the visitors
Delete