My Mother is My Hero

Tags

Waktu terus bergulir. Wajah yang dulu tampak segar itu kini mulai terlihat keriput perlahan, tak tertinggal bintik hitam di wajah menemani akibat sengat cahaya matahari karena seringnya bekerja di ladang dan terkadang berjualan hasil panen di kota lain.


Hari ini saya membantu memanen sayur krai atau biasa juga disebut dengan sayur pare belut (sayuran yang mirip sekali dengan mentimun). Dimulai saat mengantarkan sarapan pukul 07.15 pagi dan dilanjutkan dengan panen sampai pukul 12.30 WIB. Sarapan sederhana yang tampak istimewa karena berpiringkan daun jati, yang terkadang menjadi hal yang dirindukan saat jauh dari rumah. Cukup dengan sambal teri dan kerupuk, serta suasa pagi, maka sarapan itu terasa nikmat ketika dimakan bersama-sama.


You are my hero

Ini kali pertama saya membantu full sampai panen selesai. Biasanya, pukul 9 atau 10 sudah pulang karena tidak kuat panasnya terik matahari. Namun hari ini berbeda, saya ingin menge-tes diri saya sendiri seberapa kuat saya dalam satu hari. 


Peluh keringat mulai membanjiri pakaian dan kerudung. Padahal caping bambu yang saya kenakan cukup lebar, tetapi ternyata tidak mampu menghalau sinar terik matahari. Pukul 9 pagi, terlihat cukup sejuk jika berada di rumah atau di dalam ruangan, namun berbeda halnya jika bekerja di luar ruangan (di sawah, tempat konstruksi, tempat penambangan emas dan lain sebagainya) akan sangat terasa sengat panas matahari pada waktu tersebut. 


Enam orang membantu untuk panen, termasuk saya dan ibu. Pekerjaan optional ketika saya mudik, namun tidak bagi ibu yang menghabiskan masa mudanya hingga kini bekerja di ladang. Ibu, adalah cahaya bagi keluarga kami selain bapak tentu saja. 

Krai, saudaranya timun

Saat kami berhenti sebentar untuk menikmati es m*****s, ibu berkata "Lihatlah nduk, beginilah kehidupan petani kecil seperti kami. Untuk mendapatkan uang/rezeki kita harus bermandikan peluh. Maka, tetaplah berjuang pada proses yang kamu jalani saat ini. Agar ada kebermanfaatan untuk kami dan tentu saja bagi dirimu sendiri". Obrolan seperti ini tidak sekali dua kali, ketika ibu memberitahu saya alasan mengapa beliau menyekolahkanku hingga saat ini. Dan tentu saja respon saya hanya diam, speechless


Terlahir dari keluarga petani sederhana, dan menjadi pembuka untuk sekolah ke perguruan tinggi menjadi hal yang mustahil bagi keluarga kami. Bagi saya sekali pun, kuliah tidak menjadi prioritas utama pada awalnya. Alasannya? salah satunya adalah tidak adanya contoh di sekeliling tempat tinggal  kami yang  melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi. Sehingga, bekerja menjadi satu-satunya opsi yang saya lakukan sejak lulus SMA.


Seringnya meninggalkan rumah untuk merantau ke beberapa tempat, terkadang menjadikan kita tidak sadar bahwa orang tua yang kita tinggalkan di kampung halaman akan semakin menua. Keriput mulai tampak, punggung yang sedikit membungkuk, mata yang mulai tidak awas, terlewat begitu saja tidak kita perhatikan, yang terkadang kita akan bekata di dalam hati "Ya Allah, ternyata ibu bapakku sudah semakin tua, namun aku belum bisa memberikan apa-apa untuk mereka".  


Ibu, bapak, menjadi katalisator utama yang memicu diri untuk terus melangkah. Contoh dari kerja keras yang beliau lakukan menjadi bukti tidak ada proses instan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Ianya peluh, tangis, tawa, nestapa turut meramaikan setiap episode kehidupan yang dilalui. Ibu, yang mencintai tanpa diminta, yang mendahulukan anaknya sebelum dirinya sendiri, yang menyayangi dengan sepenuh jiwa, yang darinya lahir jiwa-jiwa pengelana pencari makna.


Semoga Allah memberi umur yang panjang untuk ibu, bapak, agar ada kesempatan bagi saya untuk membahagiakan beliau. Agar ada kesempatan untuk membalas segala kebaikan dan pengorbanan beliau. Agar bakti kami yang pergi saat merantau bisa kami tunaikan saat ini.


Ibu, terima kasih atas segala pengorbanan yang engkau lakukan untuk kami. Meski tidak mudah, engkau selalu mendukung apapun yang kami lakukan, selama itu baik dan tidak bertentangan dengan agama. Semoga kelak, Allah memberikan surga terbaik untukmu. Terima kasih sudah menjadi ibu untuk kami dan kami beruntung memilikimu sebagai ibu kami. Selamat hari ibu untuk ibuku dan ibu-ibu hebat di luar sana. Happy mother's day

Terima kasih atas komentar dan masukkannya :)
EmoticonEmoticon