Perahu yang kami tumpangi mulai melaju, meninggalkan dermaga tempat di mana kami berangkat. Jajaran pohon mangrove di kanan kiri sisi turut menyegarkan mata. Tak tertinggal hembusan udara terasa sejuk meskipun matahari bersinar dengan teriknya.
![]() |
Urai ini termasuk yang tidak penuh dengan kerang |
Agenda ini berbeda dengan agenda sebelumnya seperti Pengambilan sampel untuk tugas akhir, pelaksanaan agenda World Wetlands Days, atau sekedar chilling menikmati udara segar hutan mangrove. Kali ini kami mengadakan panen raya kerang hijau. Agenda yang sebenarnya sangat saya nantikan.
Setelah beberapa bulan dari penempatan keramba apung yaitu pada bulan September dan kemudian persiapan pemasangan tali urai sebagai tempat menempelnya benih kerang hijau (dan persiapan yang lainnya), kini kerang hijau sudah siap dipanen.
Siap berangkat menuju KAKH |
Bagi perserta yang hadir dalam kegiatan ini, mereka bisa memilih voucher senilai 35 ribu, 50 ribu, 75 ribu, 100 ribu dan 200 ribu. Para peserta mendapatkan kaos, gantungan kunci, kerang segar sebanyak 2kg (Berbeda untuk setiap nilai voucher. Voucher 35 ribu hanya mendapatkan kesempatan berlayar pulang pergi menuju Keramba Apung Kerang Hijau (KAKH)).
Total ada tiga perahu yang berangkat pada hari pertama pelaksanaan "Eduwisata dan Panen Raya Kerang Hijau". Pemberangkatan perahu sendiri terhitung terlambat dari jadwal yang sudah ditentukan. Macetnya jalan raya akibat pulang atau berangkatnya pekerja saat perjalanan menuju Banyuurip Mangrove Center (BMC) menjadi salah satu penyebab. Sehingga banyak tamu undangan dan beberapa panitia yang terlambat datang. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan selama dua hari (Hari Kamis dan Jum'at). Sebagian peserta memilih datang pada keesokan harinya.
Perahu perlahan melaju. Memecah riak ombak yang menderu. Langit terlihat mendung berkabut. Perjalanan berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Setelah sampai di keramba, satu persatu peserta mulai naik di atas keramba, melewati jalan setapak dari bambu yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
"Jalan Setapak" yang kami lewati |
Eduwisata, berwisata sekaligus belajar dan panen kerang hijau menjadi agenda utama dalam kegiatan ini. Keberadaan KAKH di kota Gresik yang terletak di kawasan BMC menjadi oase yang menyegarkan bagi warga Gresik. Di tengah kepungan industri yang tinggi, kota Gresik membutuhkan area hijau yang cukup untuk penyerapan emisi. Meskipun keberadaan area hijau ini masih bisa dihitung jari jika dibandingkan dengan jumlah indusri yang ada, namun menginisiasi hadirnya KAKH di BMC menjadi salah satu langkah untuk membantu ketercapaian berbagai tujuan kebermanfaatan lainnya.
Kembali lagi pada agenda panen raya.
Para peserta menggunakan pelampung sebagai salah satu upaya untuk menjaga keselamatan. Satu perahu diisi oleh 15 penumpang atau kurang. Hal ini ditujukan agar perahu bisa tetap melaju dengan seimbang dan keselamatan penumpang bisa terjaga akibat dari beban yang tidak berlebihan.
Keramba Apung Kerang Hijau |
Di atas keramba, para pengunjung bertanya tentang banyak hal, seperti "Bagaimana kerang hijau menempel di tali urai, Benih kerangnya dari mana? Apa pakan kerang? Berapa lama kerang hijau bisa dipanen? dan pertanyaan lainnya. Sesuai dengan tujuan dari agenda ini, eduwisata, berwisata sambil belajar. Saat panen kerang, para pengunjung mencoba untuk menarik tali urai yang berisi kerang hijau yang sudah besar. Jika semua urai terisi kerang, biasanya kita tidak kuat untuk menarik kerang tersebut dengan tali urai sekaligus. Namun, jika kerang yang menempel sedikit atau ukuran kerang masih kecil, pengunjung bisa mengangkat tali urai tersebut sendirian.
Pengunjung diperbolehkan jika ingin membawa kerang dari atas KAKH. Panen kerang sendiri sebenarnya dibantu oleh para nelayan, sebab mereka lebih berpengalaman. Para pengunjung akan mengabadikan kegiatan dengan selfie atau membuat video, menggungah ke instagram atau status wa, atau media sosial lainnya. Hal ini juga menjadi cara terbaik untuk promosi agenda tersebut ke khalayak ramai, yang diharapkan ketika agenda ini diadakan untuk kedua kalinya nanti, akan lebih banyak pengunjung yang dapat berpartisipasi.
Kerang siap dicuci setelah disortir |
Nelayan kemudian membawa hasil panen tersebut ke darat. Kerang hijau selanjutnya dibersihkan oleh panita. Panitia akan memisahkan kerang yang masih bergerombol, memilah ukuran yang cukup besar, mencuci kerang yang masih cukup banyak lumpur yang menempel, dan terakhir menimbang kerang sesuai dengan pilihan voucher atau pesanan dari pembeli yang tidak ikut berlayar yang hanya memesan kerang saja. Setelah selesai berwisata di KAKH, pengunjung bisa mengambil kerang yang sudah bersih serta olahan kerang lainnya yang sudah dipesan, seperti sate kerang, kerupuk kerang dan kerang crispy.
Di kota industri, keberadaan KAKH di BMC menjadi daya tarik baru. Destinasi wisata ini dapat menjadi opsi yang dapat dipilih oleh pengunjung untuk menikmati wisata alam di wilayah lokal Gresik dan tentu saja tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dicapai (cocok untuk pengujung yang hanya memiliki waktu terbatas untuk libur kerja). Untuk menikmati wisata alam, warga Gresik akan pergi ke i Pacet Mojokerto atau Malang jika ingin lebih jauh. Selain itu, dengan adanya wisata lokal ini, secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Mungkin, kondisi di Gresik ini hampir mirip dengan kondisi di Jakarta, banyak aktivitas industri sehingga membutuhkan area hijau untuk sekedar rehat dan melepas penat. Area hijau di Jakarta yang paling dekat adalah Bogor yang bisa ditempuh dengan menggunakan MRT dalam waktu 1 jam perjalanan (dari Stasiun Manggarai). Biasanya Taman Topi atau Kebun Raya Bogor menjadi destinasi wisata yang letaknya paling dekat dari Stasiun Bogor. Jadi, cukup berjalan kaki untuk mencapai tempat wisata tersebut.
Terima kasih atas komentar dan masukkannya :)
EmoticonEmoticon