Review Buku: Hijrah itu Keren

Tags

Kapan waktu yang tepat untuk berhijrah? Mungkin kita pernah mengalami sendiri atau mendengar jawaban dari beberapa teman tentang menentukan waktu yang tepat untuk hijrah. Ketika kita bertanya kepada diri sendiri atau orang lain, jawabannya bermacam-macam 'Hijrah nanti saja deh, kalau sudah umur sekian. Nanti saja kalau sudah lulus ini itu. Nanti saja kalau dapat hidayah dan lainnya'. 


Saat melihat tayangan kisah hijrah seseorang di media sosial. Terkadang, air mata ikut menitik, ikut merasakan haru. Seakan-akan kita merasakan langsung apa yang mereka alami. Ada yang kisah hijrahnya mudah dan banyak juga yang begitu sulit penuh dengan tantangan. Mereka harus menghadapi orang terdekat (keluarga) yang menjadi penentang utama. Tidak sedikit, dikucilkan dan diusir dari rumah, hanya sekedar ingin berubah mengenakan jilbab misalnya. Bahkan mendapat predikat 'sok alim' dari teman-teman satu circle, sehingga Ia juga mengalami bullying dan bahkan dijauhi.

InsyaAllah akan ada jalan yang menguatkan

Point of View
Buku berjudul 'Hijrah itu Keren' merupakan buku bergenre motivasi yang ditulis oleh Muchlisin BK. Diterbitkan pada bulan Maret 2021 oleh Penerbit Satoe Sidoarjo Jawa Timur. Buku ini saya dapatkan lebih dulu sebelum buku The Power of PhD Mom dan Diehard Antrepreneur. Ketiga buku ini maraton saya selesaikan di bulan Maret, meskipun hanya buku Diehard Antrepreneur yang memang full dari awal saya baca, yang lainnya hanya menyelesaikan beberapa bab akhir saja.


Cover buku disajikan dengan perpaduan warna yang menyegarkan mata, yaitu warna biru dan hijau serta gambar sebuh bus berwarna kuning yang bertuliskan 'Bus Hijrah-Jannah'. Hijrah diibaratkan sebagai kendaraan kita menuju jannah sebagai tempat pemberhentian terkahir.


Mengapa buku ini tidak saya 'habiskan' dalam satu waktu, padahal hanya 97 halaman? Well, buku ini saya ibaratkan kue brownies, yang ketika memakan kue tersebut tidak bisa dalam jumlah besar dalam sekali makan, harus dinikmati perlahan, dinikmati. Korelasinya dengan buku ini adalah terkadang pada buku-buku yang saya anggap menarik, saya merasa sayang untuk 'mentamatkan' buku tersebut. Jadi saya tunda-tunda untuk membacanya. Ada poin-poin yang harus dipahami dengan benar, yang harus dipraktikkan dan lainnya.


Darimana harus memulai hijrah?
Bagi kita yang ingin berhijrah. Selain mempelajari ilmu hijrah dari para alim ulama melalui pengajian secara langsung ataupun melalui youtube, bisa juga dengan membaca buku. Dan buku ini saya rekomendasikan untuk kamu baca. Di dalam buku ini disebutkan bahwa ada tiga kategori hijrah, yaitu perubahan dalam akidah, ibadah dan akhlak.

Perubahan itu untuk diri sendiri, bukan untuk menghakimi orang lain


Perubahan tersebut merupakan tahapan ideal yang Penulis jabarkan. Secara ringkas saya rangkumkan. Perubahan dalam akidah, menunjukkan bagaimana akidah kepercayaan kepada Allah SWT harus kita tingkatkan levelnya dengan meng-Esa-kan  hanya kepada Dia, percaya dan bergantung hanya kepadaNya. Perubahan ibadah dapat dilakukan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas dari ibadah yang kita lakukan. 


Jika sebelumnya sholat lima waktu belum komplit, maka harus dimulai dengan sholat penuh lima waktu. Jika sebelumnya hanya sholat wajib saja, maka bisa menambahkan dengan sholat rawatib dan peningkatkan ibadah lainnya. Kemudian yang menjadi bagian akhir adalah adanya korelasai antara akidah dan ibadah yang menghasilkan akhlak yang lebih baik. Jika perubahan tersebut tidak membawa pada perubahan yang lebih baik, maka mungkin ada salah pada proses yang kita dilakukan.
 

Kapan harus memulai berhijrah?
Kapan kita siap hijrah?. Duh, hal yang sulit dijawab. Terkadang kita tidak punya kriteria khusus kapan waktu yang tepat untuk berhijrah, sehingga membiarkan proses ini mengalir seperti air, dan bahkan mungkin banyak dari kita yang mengatakan 'nanti saja nunggu hidayah'. Menurut pendapat saya, waktu yang tepat untuk hijrah adalah saat ini. Karena tidak ada yang tahu tentang kapan umur kita akan berakhir, kehidupan yang kita miliki adalah saat ini, nanti atau besok siapa yang tahu?. 


Selain itu menyegerakan untuk hijrah berarti menyegerakan kebaikan untuk diri kita sendiri. Jika dirasa masih berat untuk hijrah, maka yang harus kita lakukan adalah 'memaksakan diri'. Iya, memaksakan diri untuk menjadi lebih baik itu harus dilakukan. Bukankah kita sering mendengarkan sebuah kata-kata 'Ala bisa karena terpaksa atau Ala bisa karena terpaksa'?.

Lakukan saja dulu

 

Bagaimana cara meng-on-kan selalu semangat hijrah?
Pada bagian ini Penulis menjabarkan untuk menjaga baterai hijrah agar tetap stabil ada beberapa tahapan yang harus kita lakukan, diantaranya Ridha terhadap takdir Allah, Inginkan perubahan, Selalu optimis, Eksekusi perubahan dan Perbanyak doa.Berikut ringkasannya. 

Ridho terhadap takdir Allah. Terdapat dua keterpurukan yang kita alami, pertama akibat dosa dan kesalahan, dan ujian dari Allah. Maka, ridho terhadap ketetapan yang sudah Allah takdirkan menjadi hal pertama kita lakukan. Legowo dengan apa yang sudah terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan perbaikan diri.


Inginkan Perubahan. Hal mendasar lain yang menguatkan dalam hijrah. Harus ada keinginan yang kuat dari diri sendiri, bukan karena pasangan, teman, keluarga atau yang lainnya. Jika dari dalam diri kita terdapat sumber perubahan itu, maka sekuat apapun badai yang akan menghalangi hijrah, kita akan terus melaju. Mengabaikan tantangan tersebut dan membuat kita semakin kuat.

Selalu Optimis. Terkadang yang menurunkan semangat kita, buka orang lain, melainkan diri kita sendiri. 'Orang seperti aku, susah deh kayanya untuk bisa berubah, Nanti kalau aku hijrah dianggap sok alim dan dijauhi teman-teman dong, Kalau aku pakai kerudung terus dibilang teroris bagaimana?. Yang lebih parahnya kita mungkin mengatakan 'Sepertinya Allah tidak memudahkan langkahku untuk hijrah karena dosa-dosaku terlalu banyak dan hal lain sebagainya yang membuat kita pesimis dengan hijrah yang kita lakukan'. Maka selalu optimis bahwa kita bisa berubah itu kunci dari hijrah.

Perubahan=Perbaikan diri


Eksekusi Perubahan. Nah ini ni yang menjadi hal utama lainnya. Resolusi tanpa aksi itu ilusi. Pengen berubah tapi hanya di angan-angan itu mimpi. Harus ada eksekusi apa yang kita inginkan. Mulai dari yang bisa kita lakukan. Jika, kita bingung mau mulai darimana langkah eksekusi tersebut, maka bisa bertanya pada teman yang kita anggap lebih salih, mengikuti komunitas hijrah, atau langkah lainnya yang menunjukkan keseriusan dari keinginan kita untuk berubah.


Memperbanyak Doa. Terkadang, keinginan kita untuk hijrah begitu menggebu. Namun, dilain waktu terjun bebas tidak terkendali. Maka satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak doa. Berdoa merupakan cara kita menyandarkan diri kepada Allah, menyadari dengan sebenar-benarnya bahwa hanya Allah yang bisa mengubah, menolong dan mengabulkan semunya. 


Bismillah, mulai saja dulu. Apalagi sebentar lagi insyaAllah kita akan bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Bulan di mana setiap orang berlomba-lomba dalam kebaikan. Maka, kita tidak berjuang sendirian, melainkan ramai bersama dengan orang-orang lainnya. Semoga proses yang kita lakukan, menjadikan pribadi baru yang lebih baik. Hijrah atau perubahan itu tidak sekali saat dimulai perubahan itu sendiri, melainkan sepanjang waktu sepanjang sisa umur  yang kita miliki.


Selain poin-poin yang saya rangkumkan di atas, tentu masih banyak lagi hal-hal menarik yang tidak bisa saya tuliskan semuanya. Agar pemahaman terhadap isi buku lebih lengkap, maka membaca langsung dari buku 'Hijrah itu Keren' saya sarankan.

 

Terima kasih atas komentar dan masukkannya :)
EmoticonEmoticon