Semangat Puasa Saat Pandemi

Tiga ramadan sudah pandemi Covid-19 melanda. Meninggalkan berbagai cerita yang berbeda, tidak tertinggal derai air mata. Ramadan tahun ini mungkin berbeda. Ada yang sudah tidak lagi bersama orang tercinta, ada yang bersama dengan keluarga, ada yang masih di tanah rantau memperjuangkan apa yang dicita.


Berbeda dengan ramadan tahun sebelumnya, ramadan kali ini masyarakat sudah bisa melakukan sholat tarawih berjamaah di masjid serta ngabuburit bersama. Namun, tetap dihimbau untuk selalu waspada dengan mematuhi protokol kesehatan. Menurut berita terbaru, malam nanti di Masjid Istiqlal, 100% masyarakat sudah bisa melaksanakan sholat tarawih berjamaah. Jika di Ibu Kota saja sudah diperbolehkan, maka tidak menutup kemungkinan masjid-masjid lain di nusantara juga melakukan hal yang sama. Hal yang sangat begitu dirindukan ketika ada larangan sholat tarawih berjamaah saat awal pandemi tahun 2020.

Puasa tidak menghalangi kami untuk bekerja

Bagaikan curah hujan setelah kemarau panjang. Di tengah kondisi pandemi seperti ini, masyarakat masih bisa berkumpul untuk menyemarakkan ramadan adalah suatu keistimewaan. Karena kita tidak tahu kapan pandemi akan berakhir, yang bisa kita lakukan hanya membaur dan mulai terbiasa dengan keadaan. Memakai masker, handsanitizer dan menjaga jarak menjadi kebiasaan baru yang terus dilakukan sampai saat ini. 


Bulan puasa dan masih dalam kondisi pandemi, tidak menyurutkan masyarakat dalam menyambut ramadan 1443H. Meskipun beberapa ada yang kecewa karena sudah bersiap melanjutkan sholat tarawih dan akhirnya kembali ke rumah karena awal ramadan yang tidak sama.


Para penjual makanan di kanan kiri jalan tidak tertinggal meramaikan suasana. Makanan khas puasa mulai banyak bermunculan, yang tentu saja didominasi dengan makanan manis. Di Kota Gresik, Bongko kopyor menjadi salah satu makanan andalan saat bulan puasa. Meskipun masih ada makanan manis lain seperti kolak candil, kolak kacang hijau, kue tradisional dan makanan lainnya yang menarik mata, pilihan untuk berbuka tetap tergantung selera.

Semoga ramadan tahun ini lebih baik

Ramadan membuat aktivitas begitu hidup. Magrib menjadi waktu yang sangat di nantikan hadirnya. Alunan ayat suci dari toa-toa masjid yang dibacakan secara live, tidak seperti sebelumnya, yang menggunakan rekaman audio. Apalagi saat ini ketika kondisi pandemi sudah agak longgar, maka kita akan menyaksikan masyarakat berbondong-bondong ke masjid saat azan tiba. 


Di desa saat ramadan tidak jauh berbeda. Selain masjid yang semakin ramai. Anak kecil juga semakin bersemangat untuk menabuh alat musik saat sahur tiba. Aktivitas kerja seperti pergi ke laut, ke sawah atau ladang untuk menjemput rezeki masih tetap dilakukan. Menanam padi atau memaneh labu kuning misalnya. Hanya saja, waktu kerja sedikit berbeda. Tidak lebih dari waktu dhuhur. 


Semoga ada keberkahan dari ramadan kali ini. Berkah dengan segala aktivitas kebaikan di dalamnya.  Dan semoga kehidupan tidak semakin berat, tersebab bahan pokok yang kian naik harganya.

#Tulisan berikut menjadi bagian dari BPN 30 Day Blogger Challenge 2022 yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network

Terima kasih atas komentar dan masukkannya :)
EmoticonEmoticon